Rabu, 31 Mei 2017

Pendidikan anak berkebutuhan khusus

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Anak yang mendapatkan pendidikan dan pelayanan khusus. Ketidakmampuan (dysability) dan “cacat” (handicap) dapat digunakan namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan kepada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Ada juga istilah impairmant (kerusakan) yaitu kerusakan pada organ tubuh atau yang sering disebut kelumpuhan. Dan At risk yaitu ada peluang untung mengalami kecactan.
Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasaAnak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB-A untuk tunanetra, SLB-B untuk tunarungu, SLB-C untuk tunagrahita, SLB-D untuk tunadaksa, SLB-E untuk tunalaras dan SLB-G untuk cacat ganda.
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut antara lain sebagai berikut :
·      Anak tunanetra
·      Anak tunarunguwicara
·      Tunagrahita (mental retardation)
·      Anak berkesulitan belajar (learning disabilities) 
·      Hyperactive
·      Anak tunalaras
·      Anak autistic
·      Anak tunadaksa (physical disability)
·      Anak tunaganda (multiple handicapped)
·      Anak berbakat (gifted and special talents)
·         SLB-A (Tuna Netra)
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan). Alat bantu untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna putih dengan ada garis merah horizontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
·         SLB-B (Tuna Rungu)
Tuna rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:
1.     Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),
2.     Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
3.     Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
4.     Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
5.     Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91dB).
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tuna rungu memiliki hambatan dalamberbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
·         SLB-C (Tuna Graghita)
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.
1.     Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
2.     Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
3.     Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
4.     Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
·         SLB-D (Tuna Daksa)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsyamputasipolio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
·         SLB-E (Tuna Laras)
Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tuna laras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tuna laras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
·         SLB-G (Tuna Ganda)
            Yang disebut anak tuna ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat di atasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.



0 komentar:

Posting Komentar

 

Pandangan Pertama Template by Ipietoon Cute Blog Design